Kamis, 28 November 2019

Kain Sulaman Di kota Padang

Bagi pecinta kain-kain tradisional buatan tangan seperti kain tenun dan kain dengan hiasan bordir, biasanya orang akan banyak mencarinya ke Bukittinggi. Ada berbagai songket yang ditenun dari helai demi helai benang yang layak dikoleksi. Begitu juga kain-kain dengan hiasan bordir cantik yang siap dijadikan gaun atau kebaya.
Di Bukittinggi tempat untuk mencari kain songket atau bordir ini biasanya di Pasar Atas di depan Jam Gadang. Namun, bagi sebagian orang tempat ini terlalu melelahkan untuk berdebat menawar harga dengan pedagang. Apalagi harga yang dipatok juga kadang-kadang terlalu tinggi yang membuat pembeli keder duluan.
Lebih baik membeli kain tenun atau kain bordir di tempat pembuatannya. Meski agak jauh dari Bukittinggi, dengan menggunakan mobil sewaan, di tempat pembuatannya ini belanja menjadi lebih memuaskan bagi yang berdomisili di kota Padang.
Untuk harga, juga biasanya tidak perlu tawar-menawar lagi. Harga akan sesuai dengan kualitas barang. Berikut beberapa tempat pilihan berburu kain.






Bagi yang berminat untuk mengkoleksi sulaman, silahkan hubungi No. Hp 0821-6987-7760... Banyak variasi warnanya!!!!

Sulaman Ranah Minang dengan Keindahannya

Sumatera Barat tidak hanya dikenal dengan makanannya yang kaya bumbu dan rempah, misalnya rendang atau sate padang. Seni kerajinan tangannya pun patut dilirik sebagai salah satu kekayaan budaya kreatif Indonesia.
Salah satu yang cukup diunggulkan dari Tanah Minang ini adalah kerajinan sulam, bordir serta krancangnya. Warna dan corak yang beragam serta pembuatan yang dikerjakan dengan tangan menjadi keunggulan tersendiri dari kerajinan sulam serta bordir dari Sumatera Barat.
"Ciri khas bordir Minang dengan Jawa Barat misalnya, sangat berbeda. Mulai dari cara pengerjaan, motifnya, hasil bordirnya," ujar Ketua Dekranasda Sumatera Barat Nevi Irwan Prayitno saat konferensi pers Minangkabau Festival 2015 di Daima Hotel, Jl. Jendral Sudirman, Padang, Sumatera Barat, Rabu (29/4/2015).
Ditambahkan pengrajin sekaligus pengusaha kerajinan sulam dan bordir Ardelina Anis Rasyid, pengerjaan dengan tangan menghasilkan karya yang lebih halus dan rapi. Ciri khas lainnya, bordir dan sulam Minang lebih banyak menampilkan motif-motif bunga yang digabungkan dengan gambar hewan maupun dedaunan.

"Di Jawa kebanyakan (dikerjakan dengan) mesin, sedangkan pengerjaan dengan tangan lebih bagus dari mesin. Susunan benangnya juga lebih 'cair' dan rapi," ujar wanita yang akrab disapa Ollyn ini.
Ollyn yang sudah 12 tahun mendirikan butik khusus sulam dan bordir juga mengungkapkan kalau ciri khas kerajinan sulam Minang juga mudah dikenali lewat warnanya. Menurutnya, bordir Minang lebih dominan warna merah, hijau dan pink yang juga mengarah ke warna alam.

"Sekarang banyak warna-warna alam seperti cokelat dan oranye muda," tutur wanita yang juga akan memamerkan koleksi sulamnya di Minangkabau Festival ini.

'Reputasi' sulam dan bordir Minang juga telah dikenal secara nasional maupun internasional. Dituturkan Nevi, pengrajin sulam asal Minang pernah menorehkan prestasi dengan membuat kreasi sulam sepanjang 20 meter.

"Ada Yayasan Sulam Internasional, buat sulam sepanjang 20 meter dan itu menjadi sulam terpanjang di dunia dari Sumatera Barat," ucap Nevi, yang juga menambahkan kalau kreasi sulam yang kini disimpan di kediamannya itu juga pernah mendapat penghargaan MURI.

Kerajinan sulam dan bordir ini pula yang akan diunggulkan dan ditampilkan di Minangkabau Festival 2015. Festival yang baru pertama kali diadakan itu akan berlangsung selama tiga hari, mulai dari 30 April hingga 2 Mei 2015. Acara ini dimeriahkan oleh parade bendi keliling kota Padang, kompetisi desain, talk show dan penampilan dari para desainer fashion ternama.

contoh sulaman khas dari ranah minang dengan berbagai corak warna








Kain Sulaman Di kota Padang

Bagi pecinta kain-kain tradisional buatan tangan seperti kain tenun dan kain dengan hiasan bordir, biasanya orang akan banyak mencarinya ke...